SAMPANG - Komisi A DPRD Sampang kemarin (7/4) memanggil Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) Desa Tambak, Kec Omben, camat Omben dan Kabag pemdes untuk meminta penjelasan terkait membengkaknya anggaran pemilihan kepala desa (pilkades) di desa tersebut. Kenyataannya, anggaran pilkades di desa itu memang fantastis. Setelah sebelumnya mencapai Rp 350 juta, kemarin P2KD membawa anggaran yang sudah direvisi.
Meski sudah direvisi, anggaran pilkades di desa tersebut dinilai masih fantastis. Yaitu sebesar Rp 295 juta. Anggaran itu berkurang setelah diadakan kesepakatan ulang antara dua calon dalam pilkades dengan pihak P2KD. Bahkan, bersama daftar anggaran tersebut P2KD membawa surat pernyataan dari dua balon.
Dalam pernyataan tersebut, tertera dua balon bersedia membayar masing - masing Rp 147.500.000. Dana tersebut, selanjutnya akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan pilkades. "Ada materai dalam surat pernyataannya. Dalam pernyataan itu juga tertera kalau salah satu balon tidak membayar, maka dinyatakan gugur sebagai calon," tutur Sahuri, ketua komisi A. Deadline pembayarannya sampai 7 Juni mendatang.
Apa besarnya anggaran itu benar - benar untuk menjegal salah satu balon? "Kami tidak menanyakan itu. Sebab, dua balon dalam pilkades di desa itu sanggup membayar," ujar Sahuri. Bahkan, sambungnya, meski dananya besar, camat maupun kepala Bagian Pemerintahan Desa (Kabag Pemdes) Setkab Sampang terkesan membiarkan. "Padahal seperti ini kan tetap salah. Ini menyalahi perbup (peraturan bupati)," sesalnya.
Terkait ancaman pembubaran P2KD, anggota komisi A lainnya Aliyadi Mustafa menegaskan, pihaknya masih akan melihat hasil revisi anggaran pilkades yang kembali diminta pihak dewan. "Kalau hasil revisinya bagus kami tidak akan merealisasikan pembubaran P2KD. Tapi kalau tetap tinggi dan tidak transparan untuk apa (dana sebesar itu), maka kami akan membentuk P2KD baru di sana," tegasnya.
Berdasar catatan komisi A, sambungnya, mereka akan kembali memanggil P2KD dari desa tersebut setelah pilkades digelar. "Kami ingin tahu dana sebesar itu untuk apa saja. Kalau perlu kami akan libatkan akuntan publik untuk mencari tahu kemungkinan adanya markup anggaran," paparnya. (lah/yan/rd)(Jadi Kades Bayar Rp 147 Juta, jawapos.co.id)
Archives
-
►
2012
(4)
- ► 10/14 - 10/21 (1)
- ► 04/22 - 04/29 (2)
- ► 02/05 - 02/12 (1)
-
►
2011
(1)
- ► 07/17 - 07/24 (1)
-
▼
2010
(10)
- ► 08/22 - 08/29 (1)
- ► 07/25 - 08/01 (1)
- ► 06/20 - 06/27 (1)
- ► 04/11 - 04/18 (1)
- ► 03/07 - 03/14 (1)
- ► 02/14 - 02/21 (1)
- ► 01/31 - 02/07 (1)
- ► 01/03 - 01/10 (1)
-
►
2009
(9)
- ► 12/13 - 12/20 (1)
- ► 10/11 - 10/18 (1)
- ► 10/04 - 10/11 (2)
- ► 09/13 - 09/20 (1)
- ► 09/06 - 09/13 (3)
- ► 08/30 - 09/06 (1)
Jadi Kades Bayar Rp 147 Juta
Kamis, 08 April 2010Kacong Sampang Jadi Wakil 1 Raka
Selasa, 06 April 2010
Kacong Sampang Jadi Wakil 1 Raka - Kerja keras Moh. Yusuf Prambudi akhirnya membuahkan hasil. Buktinya, Kacong Sampang 2009 tersebut dinobatkan sebagai Wakil 1 Raka Jawa Timur 2010 dalam Pemilihan Raka-Raki Jawa Timur di Hotel Empire Palace Surabaya, Sabtu (3/4) lalu.
Selain membawa pulang selendang bertuliskan Wakil 1 Raki Jatim, Yusuf juga berhak membawa pulang uang sebesar Rp 4 juta dan tiket berlibur ke Singapura selama 3 hari 2 malam. Tidak hanya itu, Yusuf juga mendapat predikat peserta yang memiliki talenta terbaik.
"Yusuf memiliki talenta mengenai babat Madura. Dan, itu memang kami kembangkan selama pembinaan di sini (Sampang, Red). Ternyata, kemampuan Yusuf dalam menceritakan sejarah Madura, khususnya Sampang, mendapat respons positif dari para juri," ungkap Kabid Pariwisata Disbudparpora Moh. Fudholi Hafidz mewakili Kepala Disbudparpora Aji Waluyo.
Tidak hanya di mata juri, kelebihanYusuf juga diakui oleh 38 pasangan Raka-Raki se Jawa Timur. Buktinya, Kacong Sampang 2009 saat karantina mendapat nama panggilan baru yakni Ki Buyut. "Istilah Ki Buyut digunakan untuk menyebut ketua dari kontestan Raka-Raki. Ini menunjukkan jika Yusuf memang mendapat tempat istimewa dari rekan-rekannya," tuturnya.
Dijelaskan, prestasi yang diraih Kacong Sampang tersebut tidak terlepas dari persiapan yang dilakukan selama tiga bulan terakhir. Di mana, baik Yusuf maupun Windi wajib mengikuti pembinaan internal, pembinaan eksternal, dan pengembangan potensi. "Dari pembekalan yang telah diberikan, baik Yusuf maupun Windi sama-sama telah memiliki standar Raka-Raki. Namun, faktor keberuntungan belum berpihak kepada Windi yang memiliki talenta di bidang MC," ungkap Syahroni, kasi di disbudparpora.
Untuk diketahui, dalam acara Pemilihan Raka-Raki Jawa Timur 2010 dibuka Gubernur H Soekarwo. Sementara rombongan suporter Sampang, dipimpin Kepala Disbudparpora Aji Waluyo. Informasinya, ada sekitar 80 orang Sampang sengaja hadir untuk memberikan dukungan kepada Yusuf dan Windi. (fei/yan/rd)(jawapos.co.id)